Jumat, 12 Juni 2020

Epilepsi

Adikku dan epilepsi

Sepeninggal hairil adiknya, maya jadi lebih sering curhat tentang segala hal yg berbau hairil. Mulai dari kebiasaan hairil sampai segala kebaikan2 adiknya itu, tak bosan ia ceritakan semua yg bisa ia salurkan. Baginya, menceritakan kebaikan hairil seperti bernostalgia dg kenangan2 manis yg mereka lewatkan. 

Yang paling berkesan adalah ketika hairil mengalah untuk berhenti kuliah karena alasan ekonomi. Ia mengalah demi sang kakak agar maya bisa terus melanjutkan kuliahnya. Ia lebih memilih menjadi pengajar TPA anak-anak disebuah daerah disurabaya selama beberapa waktu sampai akhirnya ia pulang kembali ke kampung halamannya. 

Di kampungnya di pelosok flores, ia memilih untuk membantu kedua orangtuanya berkebun sambil sesekali melaut. Dari jeri payahnya itu terkumpullah uang yg bisa dipakai untuk meminang sang pujaan hati. Buat saya pribadi, ini sebuah prestasi besar. Disaat banyak pemuda terbuai mesra dalam bejana kemaksiatan berupa pacaran si hairil justru maju dg gagah berani meminang sang pujaan.   Tak sampai disitu, setelah menikahpun ia tetap sering membantu kedua bapak ibu maya tak segan membagi hasil jerih payahnya dari laut. Mungkin hal itu pula yg membuat kedua orangtua maya amat terpukul dg kepergian hairil. 

sama seperti maya yg kehilangan sang adik, saya juga memiliki seorang adik pengidap epilepsi tetapi ia perempuan. Evi namanya. 
Evi dan hairil adalah dua sosok yang Allah anugrahkan diantara saya dan maya. 

Jika hairil bisa bertumbuh layaknya orang normal, maka lain halnya dg adikku yg bertumbuh fisik secara dewasa tetapi wataknya tak pernah keluar dari gadis kecil berusi 5 tahun. 

Kami saling menguatkan satu sama lain. Sama-sama punya adik yg menderita epilepsi. Dan pada akhirnya kamipun sama-sama ditinggal oleh adik. Jika hairil terlahir dg epilepsi. Maka berbeda dg adik saya yg terlahir normal hanya saja seiring bertambahnya usia qadarullah karena satu dan lain hal beberapa penyakit bawaan seperti polio juga kelainan otak kecil yg tidak berkembang alhasil. Adikku hanya bisa bertumbuh dg fisik yg mendewasa tetapi pikiran layaknya anak berumur 5 tahun meski umurnya Allah berikan sampai diusia 16 tahun. 

Sampai saat ini. Diusiaku yang mengingak 26 tahun. Sekiranya evi masih ada.. Mungkin iapun telah berusia 25 tahun. Bagaimana rupanya. Bagaimana tingkahnya. Sungguh semuanya membuatku teramat rindu. Bagaimana tidak. Sudah sekian tahun lamanya kami tak bertemu. Hanya doa yg terus bisa ku panjatkan "ya Allah kumpulkan kami sekeluarga kelak dijannahMu". Semua tentangnya telah ku urai dalam tulisan kecilku yang sebelumnya. Setiap kali membaca tulisan itu.. Setiap itu pula tangisku pecah karena merindu. 

Evi.. Sama seperti Hairil.. 
Mereka adalah orang-orang spesial yg telah Allah hadiahkan ditengah-tengah keluarga kami. 
❣️❣️❣️

Selasa, 09 April 2013

terkadang waktu terasa begitu lambat namun, begitu mengingatmu semua terasa begitu cepat.... Bahkan terlalu cepat....
Kehadiranmu membuat segala sesuatu begitu berbeda..
Kepergianmu meninggalkan bekas akan pelajaran hidup yg tak ku dapati dari yg lainnya...

Mencoba bangkit dr cobaan akan kepergianmu..
Itu tak mudah bagiku...
Terlalu berat...
Haruskah ku terus berpura2 tegar??

Selalu dan selalu berharap sekiranya ku bisa kembali bertemu dgmu di masa yg akan datang...

Dinda evi... :)

Selasa, 30 Oktober 2012


In memorian…..

Lelah yang kurasa…
bagaimana tidak enam jam sudah lamanya aku dan kakakku menunggu di pelataran ruang tunggu pelabuhan. Sejak pukul empat pagi kami telah tiba di pelabuhan, satu jam lebih awal dari waktu yang tertera di tiket yang kami pegang. Kami pun mengisi waktu yang kosong itu dengan mengaji,dzikir serta istirahat dengan berbaring bergantian sembari menjaga barang bawaan kami. Lapar,  dahaga mulai menghampiri serta fisik yang mulai drop akhirnya kami memutuskan untuk membatalkan puasa kami dengan niat kami sedang safar.


Betapa stressnya kami saat mengetahui bahwa jadwal kedatangan kapal yang akan kami tumpangi ternyata molor sampai pukul 13.00. lagikah??? Menunggu..menunggu.. dan menunggu sembari terus mengirimkan lantunan do’a teruntuk adindaku tercinta ‘’evi astuti’’ yang sudah seminggu tak sadarkan diri. Yah.. memang perjalanan kami ke maumere ini semata-mata untuk menjenguknya yang mungkin menurut kami merupakan salah satu obat bagi kesembuhannya J

Tepat pukul 13.00 penumpang tujuan larantuka di persilakan masuk ke ruang tunggu. Hmm.. senangnya hati akhirnya bisa berangkat juga pkirku saat itu. namun sayang, ternyata sesampai di ruang tunggu rupanya kapal yang di maksud belum jua tiba. Stress kembali menghampiri detik demi detik ku menunggu munculnya kapal tersebut hingga pukul 15.00 barulah kapal sirimau yang akan kami tumpangi itu bersandar di pelabuhan Makassar.

Setelah berhasil naik ke kapal aku dan kakak segera mencari tempat untuk beristirahat karena tubuh ini sudah benar-benar lelah. Kami mendapat tempat di dek dua,itupun di dapat dari hasil transaksi yang menurutku ilegal. yah.. tidak apa-apa lumayan setidaknya bisa baring-baringlah. Dan tepat pukul 17.00 kapal berangkat dengan tujuan larantuka. Kami mengambil jalur ini karena kapal tujuan maumere masih dua minggu lagi sedang keadaan evi semakin memburuk, mau naik pesawat tapi lagi musim liburan jadi harganya melonjak tinggi.

Satu..dua.. tiga jam pelayaran.. jaringan untuk komunikasi mulai terputus.. ombak yang besar menghantam kapal yang berukuran tidak terlalu besar ini membuat seakan kami berada di ayungan raksasa.. di tambah posisi kami berada di dek dua yang mana dapat melihat ombak secara langsung menghantam tubuh kapal. Mual, pusing menghampiri hamper semua penumpang. Kulihat  di sekelilingku yang tadinya ada yang  asyik bermain kartu, ada yang sedang mendengar musik lewat handphone tiba-tiba pada membaringkan tubuhnya.

Saat sedang berusaha untuk tidur di tengah besarnya ombak tiba-tiba hpku berdering sms masuk  07 agust 12 kurang lebih pukul 20.00 WITA  . ( kaget )entah mungkin jaringan nyasar pikirku. Aku tidak tahu lagi apakah itu mimpi atau apa saat aku membaca di inbox dari kakakku riswana yang isinya ‘’ cha, evi sudah meninggal’’.(air mataku kembali jatuh saat ku mengetik tulisan ini) ’’innalillahi wa inna ilaihi rojiun’’ dengan tangan gemetar ku bangunkan kakakku yang rupanya telah berhasil untuk tidur dan memberitahu mengenai kabar yang ku terima. Dengan sabar ia mencoba menenangkan dirinya terus berdzikir dan sesekali mencoba menenangkanku yang saat itu di rundung sedih bukan main.

Saat itu, aku hampir saja kufur. Aku mulai marah dalam hati, aku marah mengapa jadwal kapal itu harus di tunda mengapa??? Seandainya tidak molor sampai lebih 12 jam pastilah aku masih dapat melihat dan menciumnya. Pikiran buruk perlahan merasuki pikiranku ‘’ betapa tidak adilnya Allah’’ . Astagfirullah  aku beristigfar. Jangan biarkan setan merasuki hati dan pikranku selanjutnya aku berusaha untuk berhuznudzon sama Allah. Di bantu kakakku aku meyakini bahwa semua yang bernyawa akan kembali kepada-Nya. Mungkin Allah mempunyai rencana yang indah di balik itu semua. Dan pastilah Allah begitu mencintainya hingga ia lebih dulu menghadap kepada-Nya.

Tak berapa lama ku hubungi ayahku untuk memastikan kembali. Dan ia membenarkan perihal tersebut tak kuasa  mendengarkan ku hentikan pembicaraan itu. Tak lama kemudian ibu menelpon dan memintaku untuk sabar, ikhlas dan tetap tawakkal. Ibupun menanyakan tentang penguburannya aku dan kakak menyepakati lebih cepat lebih baik sebab tak mungkin aku dan kakak mendapati waktu penguburannya karena perjalanan kami masih jauh akhirnya di putuskan esok pukul 10.00 WITA almarhumah akan di kebumikan.

Memori akan kebersaman almarhumah bersamaku menyelimuti perjalanan kami. Alm. Terlahir normal hanya saja saat menginjak usia dua tahun sempat terkena demam tinggi, pengobatan yang tidak memadai membuat pertumbuhannya upnormal. Tangan kanan serta kaki kirinya tidak berfungsi baik. Otak kecilnya juga mempunyai masalah juga ayan yang menemani hari-harinya  sampai dengan alm. Pergi meninggalkan kami selamanya  pun tidak ada perubahan yang berarti baik dalam hal berbicara dan beraktivitas semuanya masih perlu bantuan. Padahal pengobatan yang telah  di upayakan oleh ayah dan ibu  untuknya mau di bilang sudah maksimal.

Alm. Adalah gadis yang periang, pecinta anak-anakJ, kadang temperament. Tapi sangat penyayang. kalau ada salah seorang dari keluarga yang sakit dialah orang pertama yang paling gelisah sampai makannya pun tak bergairah padahal kalau soal makanan dia jagonya. Ku ingat saat ayah harus di rawat inap di rumah sakit, dia yang paling gelisah di antara semua keluarga pokoknya mau nelponnn terus Tanya bagaimana kabar ayah karena kebetulan dia tidak bisa di bawa ke rumah sakit Karena tubuhnya yang besar dan repot kalau di bawa bepergian. Sempat suatu ketika ku mendengar ia berdoa dengan cara bicara dan bahasanya sendiri yang agaknya bisa ku pahami’’ bapak embuh yaa awwah aamiing’’ (kurang lebih maksudnya semoga bapak sembuh yaaa Allah, aamiin) Jsebutnya berulang-ulang sembari salah satu tangannya ia tengadahkan ke atas layaknya orang yang sedang berdoa. Saat itu aku benar-benar malu, bagaimana tidak orang seperti alm. saja begitu menyayangi ayah. Padahal mau di bilang alm. dan ayah tak cocok karena dua-duanya sama tempramen. Sedang aku????? Manusia yang di beri tubuh sempurna namun sering membangkang sma ayah???? AKU MALU…!!!!!!!!!!!!

Kembali pula teringat olehku saat ku masih tinggal di maumere, aku sering bangun tengah malam untuk ke kamar mandi mana kamar mandinya terpisah dari rumah terkadang membuatku jadi penakut untuk keluar sendirian. Ku bangunkan yang lain untuk menemaniku namun mereka malah tetap lelap dalam tidurnya. Aku tak habis akal lalu ku bangunkan alm. untuk menemaniku, ia terbangun dan dengan wajah tersenyum ia menemaniku lalu menungguku di depan kamar mandi sendirian tanpa protes apa-apa.

Pernah juga hal lucu yang membuatku tertawa saat ia marah sama ayah, ia masuk ke kamar mengambil tas ransel yang ada gambar boneka di depannya kemudian mengambil pakainannya dalam lemari dan memasukkan ke dalam ransel tersebut, setelah itu ia berdiri di depan rumah sembari mengotak-atik hp mainannya layaknya orang yang sedang smsan. Aku menggodanya ‘’mau kemana py??’’, ‘’pi ayu ne ojek’’(maksudnya mau pergi ke ayu naik ojek) jawabnya dengan wajah cemberut.(ayu kakakku yang saat itu sedang di Makassar). JJJ

Juga hal-hal lainnya seperti hobynya nonton sinema pagi indosiar yang ada siluman-silumannya ituJ, atau nonton inbox di SCTV sambil sesekali ikut bernyanyi ala kadarnya yang tidak seorangpun yang paham apa yang ia nyanyikanJ, mandi hingga lupa waktu sampai tetanggaku pun menjulukinya ‘’ratu air’’JJJ, berlagak sedang belajar kalau malam sambil mencoret-coret buku tulis kamiJ, berlagak sedang telponan entah sama siapa sambil hp mainan di sandarkan di daun telingaJ. Dan yang paling tak bisa ku lupa kebiasaanya ialah saat ku masih duduk di bangku SMA biasanya pagi-pagi kita pada ngumpul di dapur buat sarapan dia juga yang sudah mandi dan bedakan yang tebalnya 5 centi mungkin (heheh…) datang buat sarapan, nanti bersamaan kami menggodanya ‘’ warung belum buka’’ dengan tawanya ia berkata’’ aaaiiiaahh’’ .. sembari memutar badannya dan membanting langkah kakinya yang mengeluarkan suara laksana raksasa berjalan.. J lalu kami kembali memanggilnya bahwa warung sudah buka dengan berlari kecil ia datang  dan kami pun tertawa bersama.

Semua tentangnya memenuhi kepalaku sampaiku tiba di depan rumah pukul 01.00 WITA , ibu beserta kakak dan tetanggaku menjemput kami di pintu bis. ku lihat tenda yang telah terpasang di halaman rumah juga beberapa pria yang duduk di bawah tenda. Tanpa terus memerhatikan aku berjalan memasuki pintu rumah ku. Sesampainya di dalam aku masuk ke kamar di susul k’wana juga adekku yana yang mau menunjukkan foto-foto alm. sejak sakit hingga ia berpulang. Sedih melihatnya.. betapa menderitanya alm. sewaktu sakit pikiirku yang mana rencananya akan di bawa ke rumah sakit setibaku di rumah, ada sedikit kekecewaan karena terlambat membawa ke rumah sakit. namun, aku lega melihat foto sesaat setelah ia berpulang sebab terpancar senyuman kecil di bibirnya juga raut wajahnya yang seperti raut wajah kebahagiaan. Keluarga juga heran dengan bau tubuhnya saat sakit itu tiba-tiba lenyap entah kemana.

Subhanallah… aku iri denganmu dekJJJ

Inilah rencana indah Allah untukmu.. inilah janji-Nya..  Sebab Allah begitu mencintaimu.. sudah cukup penderitaan yang kau rasakan saat singgah di dunia fatamorgana ini.  Dan kau sekalipun tak pernah mengeluh akan keadaanmu, akan hidupmu sama sekali TIDAK!!!
Aku yakin sayang kamu pasti telah mendapat tempat yang indah di sisi-Nya.



Padahal  tujuh belas hari sebelumnya ku sempat berpamitan denganmu. Saat aku kesana untuk mengambil ijasah guna mengurus proses registrasi di kampus impianku. Pernah ayah menelponku dan menceritakan bahwa kau mencari-cari ku selepas ku berpamitan denganmu. Dan beberapa hari setibaku di Makassar ku mendapati kabar kau sudah beberapa hari tak sadarkan diri dan itu membuatku bergegas untuk kembali pulang ke maumere dan menemuimu… hanya untuk menemuimu. Namun, Allah berkehendak lain kita tak di pertemukan lagi meski hanya tuk melihat jasadmu yang sudah terbungkus kafan. Kau tahu dek, betapa aku merindukanmu bahkan sampai saat ku mengetik tulisan ini ku masih merindukanmu. Tapi, insya Allah dek semoga kelak kita kembali di persatukan kembali di surgaNya kelak, aamiin


Darimu.. aku belajar tegar..
Darimu.. aku belajar sabar..
Darimu.. aku belajar ikhlas..
Darimu aku belajar tentang kasih  sayang..
Dan darimu pula aku belajar tentang arti hidup..
Sungguh… kau bukanlah beban seperti yang orang-orang bilang yang di kirimkankan Allah
Melainkan Anugrah.. Emas.. yang tiada ternilai..
We miss u honey….


Setiap kali ku melihat barang-barang kesukaanmu rasanya air mata ini sulit terbendung sama ketika kemaren ku melihat toko mainan yang memajang mainan masak-masakan juga handphone mainan. Rasanya ingin ku beli namun untuk siapa??? Lucu…J


Ku share tulisan ini dengan niat agar kita senantiasa huznudzon sama Allah..
sebab Dia lebih tahu apa yang terbaik untuk kita..